Selasa, 22 Maret 2016

Kemana Aku Harus Mencari ?

sejak malam tadi, aku mencarimu, berusaha menemukanmu diantara resah yang terpecah karena angin malam dan menghilang diantara gulita malam, hingga terlarut dalam tetesan air mata, pun deru nafas yang semakin kencang hingga aku tak mampu lagi bersuara bahkan hanya sekedar bergumam.

ada dimana kau kini? kemana aku harus menemukanmu selain di sudut kepalaku yang hanya terdapat bayanganmu saja disana. dimana aku bisa menemukanmu? jika aku tak bisa merasakan fisikmu ada, bagaimana mungkin aku bisa menyusuri jalan untuk menuju relung hatimu paling dalam? 

semalaman suntuk aku terus mencari, menyusuri hampir seluruh sisi langit gelap itu, sebab aku bosan hanya melihat bayangmu saja di dalam isi kepalaku.

aku ingin melihatmu nyata, dan menjadikanmu sebagai sosok yang paling berharga, sosok yang mampu mendampingiku disaat apapun.

sosok yang tidak hanya sebagai bayangan saja dalam pikiranku, melainkan juga sosok yang akan menemaniku mengukir beribu kenangan sebagai hal yang suatu saat akan kita bicarakan sebagai pemanis sebuah hubungan. 

berikan aku sedikit petunjuk, sedikit saja, entah dalam bentuk kode, aksara, ataupun peta buta. setidaknya aku tau, bahwa kau benar ada disuatu tempat dan bisa kutemui kau dibalik semua keraguan yang selalu membelenggu diriku.

berapa hari lagi? berapa malam lagi? hingga kau kutemukan di suatu pagi sebagai akhir pencarianku, sebagai titik temu melepas rindu, bahkan sebagai aksara paling rancu. 

sungguh mencintaimu bukan hal yang mudah, walaupun aku tau, kau masih bersama seseorang yang aku sama sekali tidak mengenalnya. ya, dialah kekasihmu, kekasih yang sudah lama menemanimu, yang mendahuluiku untuk menciptakan lengkungan indah pada bibirmu yang tipis itu. 

seandainya saja aku mengenalmu lebih dulu, tentu aku juga membuatmu tertawa lebih dulu daripada kekasihmu.

sungguh aku tidak tau apa yang sedang terjadi dengan hubunganmu dengan kekasihmu saat ini, tapi yang terlihat bagiku, hubunganmu tidak sebaik yang terlihat, tidak senyaman yang kau akui kepadaku.

ketahuilah sayang, aku bersedia menjadi tempatmu bersandar ketika kau lelah dan takut akan badai yang menerpa hingga hatimu terkapar diatas meja, membiarkanku untuk sabar menunggu hingga hatimu kembali bangkit dan melanjutkan perjalanan kisah yang kau harap tak serumit sebelumnya.

tetapi sebelum terlalu jauh berlari, izinkan hati dan logikamu bekerja semestinya. hati yang berpikir untuk mencari seseorang yang lebih sanggup menjaganya, dan logika yang berpikir untuk lebih teliti dalam memilih jalan mana yang selanjutnya akan kau susuri. sedang aku bersiap untuk menunggumu di ujung jalan itu, dan membawamu pada lembaran baru yang akan kita goreskan bersama membentuk sebuah cerita baru yang lebih utuh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar