Senin, 30 November 2015

Surat Untuk Tia

kepada kamu,
bagaimana kabarmu? apa harimu kau jalani dengan baik-baik saja? apa kau terus merasakan kebahagiaan? ya, aku harap begitu. mungkin surat ini sedikit aneh bagimu, sebab kau mungkin akan bertanya kenapa aku menulis surat ini untukmu sedangkan kita hampir setiap hari bertemu bahkan terkadang kita duduk bersebelahan.
 

ya, aku menulis surat ini untukmu, sebab aku sadar belakangan ini aku tak pernah mengajakmu ngobrol walau hanya sekedar basa-basi biasa yang aku tidak tahu seberapa pentingnya itu. jujur, aku tidak benar-benar bisa melawan rasa gengsi untuk menyapamu, untuk itulah kutulis surat ini untukmu, ya, untuk kamu, Tia..

aku masih ingat ketika kita baru saling kenal, kau selalu tersenyum ketika akan menjawab pertanyaan dariku yang sontak membuat dahiku berkerut karena bingung dengan tingkahmu. kau pun sering memotong pembicaraanku dengan sedikit candaan yang mampu membuatku tersenyum tipis walau agak menyebalkan. entah kenapa aku tak butuh banyak waktu untuk bisa merasa nyaman denganmu ketika ngobrol dan berbagi cerita saat itu. 

aku pun masih ingat, tempat-tempat mana saja yang pernah kita datangi untuk tempat kita bercerita dan saling tersenyum satu sama lain.
 
apa kau masih ingat sebuah tempat makan sederhana yang tak jauh dari tempat kontrakan mu yang sempat kita datangi di kala malam mulai menggelapi langit? ketika itu, kau memakai jaket jeans yang cukup tebal untuk melindungi tubuhmu dari dinginnya udara setelah turun hujan. dan kala itu kau melepas kerudung yang biasa kau kenakan saat kuliah, hingga rambutmu yang sampai ke bahumu terlihat cukup indah, lurus, dan rapih.

 
"baru selesai keramas, lagian, cuma keluar gak jauh dari sini, kan."


ya, itulah jawabanmu setelah kutanya mengapa kau tidak mengenakan kerudungmu. 

"jadi, kamu memutuskan untuk berhijab ketika baru masuk kuliah? aku pikir sudah dari dulu" 

"iya, baru-baru ini, dan itupun cuma ke kampus. dan teman-teman SMA aku dulu pada kaget pas tahu akhirnya aku berhijab, hehe" 

"tapi, jujur, kamu lebih enak dipandang kalau kamu pakai kerudung dibanding enggak, percaya deh" 

itulah percakapan yang paling aku ingat dari sekian banyak kalimat yang kita ucapkan malam itu. aku ingat sekali reaksimu ketika aku bilang bahwa kau lebih menarik dipandang jika kau mengenakan kerudung, kau tiba-tersenyum dan terdiam beberapa menit. jujur, kalimat itu kuucapkan benar-benar dari dalam hati, dan bukan sekedar kalimat rayuan untuk membuatmu tersenyum. 

ya, aku mengingat moment itu dengan baik sekali, sebab moment itu kusimpan di salah satu sudut memori otakku yang akan selalu ku jaga baik-baik. tapi, apa kau mengingatnya juga? entahlah, yang jelas, malam itu sangat kunikmati sekali dan ditambah melihat senyumanmu yang membuatku tak ingin melepas pandanganku kepada lengkungan indah itu. 

teruntuk kamu, maaf jika belakangan ini aku sangat jarang sekali menyapamu. bukan aku tak ingin, tetapi rasa gengsi yang kurasakan benar-benar membuat bibirku kaku hanya untuk sekedar memanggil namamu. 

ketahuilah bahwa aku tak pernah memendam rasa benci kepadamu, tidak sedikitpun. sebab aku menyadari bahwa kau adalah salah satu wanita yang pernah menjadi alasanku untuk selalu tersenyum dan semangat menjalani kegiatan hari demi hari. 

sekarang, hari demi hari yang kita lalui sudah tidak seperti dulu. kita sibuk dengan urusan masing-masing. dan tetap saja aku tidak mampu bertanya bagaimana urusanmu, bukan karena gengsi, tetapi karena aku tahu, kau paling tidak suka ditanya mengenai urusanmu. mungkin itu juga jadi salah satu penyebab kenapa aku tak pernah menyapamu belakangan ini, selain rasa gengsi yang menguasai. 

kalau dipikir, aneh sekali. dua orang yang hampir setiap hari bertemu bahkan terkadang duduk bersebelahan, namun tidak saling menyapa. malah terlihat seperti dua orang yang tidak saling mengenal. 

berdekatan tapi berjauhan. ya, itulah kalimat yang cukup pantas untuk menggambarkan kisah kita saat ini.

terimakasih telah menjadi wanita yang mampu kujadikan alasan mengapa aku tersenyum, bahagia, bahkan menangis. terimakasih atas luka, dan goresan-goresan kecil yang kau tinggalkan di dinding ruang hatiku, terasa sakit, perih, namun tetap tidak mampu membuatku membencimu, tidak sedikitpun. berbahagialah kau selalu dengan apapun yang kau dapatkan, bersama siapa, dan bagaimanapun caranya. kuharap kau akan selalu tersenyum, akan selalu bahagia. 

dariku, yang selalu mendoakanmu


Bandung, 30 November 2015

Sabtu, 13 Juni 2015

Untukmu Wanita Hebat

Kepada Kamu..
Kamu yang berhasil membuatku benar-benar jatuh hati..
Kamu yang berhasil membuatku mengucurkan air mata hampir setiap malam..
Kamu yang berhasil membuatku stress hingga jatuh sakit..
Kamu yang membuatku selalu memohon kepada Tuhan agar kita dipersatukan..
 
Mungkin kamu bukan yang pertama membuatku jatuh hati, ada wanita-wanita lain yang sudah membuatku jatuh hati sebelumnya. Tapi untuk jatuh hati kali ini, aku benar-benar jatuh. Jatuh jauh lebih dalam hingga aku sulit menemukan cara untuk melepaskan.

Aku tak pernah berpikir bahwa rasa yang aku miliki sebelumnya akan sedalam seperti sekarang. Aku benar-benar tak menyangka bahwa selama ini ada hal yang kau tutupi, sehingga memaksaku untuk menjadi seorang yang menyebalkan dan selalu ingin tau urusanmu. Aku seharusnya sadar, bahwa aku bukan seorang yang spesial untukmu, dan aku seharusnya berhenti menghubungimu ketika aku mulai menyebalkan. Aku seharusnya sadar bahwa aku bukan prioritasmu, tapi mungkin hanya menjadi pelampiasanmu..

Ehm, oke, cukup galau galaunya. seperti yang gue tulis diatas, di postingan gue kali ini, gue mau cerita tentang kedekatan gue dengan seorang cewek, namanya Tia. Gue udah cukup lama kenal sama Tia dan gue juga udah lama deket sama Tia. Sampe-sampe, temen-temen gue pun malah nyangka gue pacaran sama Tia. Gimana nggak, kalian bayangin aja, tiap hari gue smsan & bbman sama dia, pergi ke kampus bareng, pulang ngampus bareng, nganterin dia kemana-mana, dan bahkan gue sampe bela-belain nyariin apa yang dia mau.
Emang sih gue akuin, awalnya gue cuma sekedar suka sama nih cewek tapi lama kelamaan perasaan gue ke dia makin besar dan makin dalam. Mungkin gue ngerasa jatuh cinta lagi, mungkin.

Hampir 2 bulan gue deketin Tia, dan semua masih baik-baik aja. Iya hampir 2 bulan, gue kalo ngedeketin cewek selalu gitu, selalu lama dan gak tau sampe berapa lama. Dan gak tau juga bakal sampe jadian atau nggak :(

Ehm, oke lanjut.
Diawal kedekatan gue sama Tia semua baik-baik aja, sampe tiba saatnya, entah kenapa gue ngerasa ada sesuatu yang bikin hati gue jadi gak enak, seperti ada yang bisikin ke telinga gue seolah-olah nyuruh gue untuk berhenti ngedeketin Tia. Gue ngerasa ada yang mengganjal di hati gue dan tiba-tiba gue punya feeling kalo hubungan gue sama Tia gak sebaik kelihatannya. Seperti ada hal-hal yang disimpan dan disembunyikan rapat-rapat sama Tia dari gue. Bahkan gue ngerasa kalo gue, maaf, cuma dijadiin pelampiasan sama Tia. Entah darimana gue jadi punya pikiran se-negatif dan seburuk itu. Dan anehnya feeling itu datang ketika hubungan gue sama Tia makin deket dan mungkin bisa dibilang malah si Tia yang makin ngebet sama gue. Iya, gue emang kepedean.

Dan mau nggak mau gue memutuskan untuk ngikutin kata hati gue untuk mulai ngejauhin Tia dan gak pernah nghubungin dia lagi. Sampe akhirnya, gue mulai bener-bener tertarik lagi sama dia, dan gue berusaha ngedeketin dia lagi.
Dan lucunya adalah, ketika gue mulai ngedeketin dia lagi, malah dianya yang gak mau. Ya wajar sih gitu, karena gue tau dan gue sadar kalo gue sempet ngilang dan ngejauh dari dia.

Tapi gue udah ngelupain itu semua dan gue mulai mencoba deketin dia lagi, semua usaha gue lakuin, sampe-sampe gue dianggap mengganggu urusan dia. Gimana nggak, semenjak gue ngejauh dari dia dan mulai ngedeketin lagi, dia jadi makin tertutup sama gue dan sepertinya feeling gue kemarin benar kalo ada sesuatu yang disembunyiin Tia dari gue. Entah hal apa yang disembunyiin Tia dari gue sampe-sampe gue gak boleh banget tau. Bahkan dia sempet kesal dan marah banget sama gue gara-gara gue selalu nanyain urusannya dia.

Mulai dari situ, gue mencoba berhenti ngehubungin dia lagi. Gue selalu mencoba menahan diri buat gak ngehubungin dia lagi. Bahkan disaat gue ketemu sama dia, gue mencoba untuk diam dan seolah-olah gak kenal sama dia. Sampe lama kelamaan gue jadi terbiasa dengan apa yang gue lakuin, gue udah mulai gak ngehubungin dia lagi dan gue juga udah kayak gak kenal sama dia setiap gue ketemu. Jujur gue sempet galau dengan apa yang gue lakuin tadi, tapi itulah jatuh cinta, ketika kita jatuh cinta, mau tidak mau kita harus siap dengan jatuh jatuh yang lain (patah hati).

Ceritanya gak berhenti sampe disitu.
Gue udah gak deket lagi sama Tia, tapi gue tetep aja cari-cari perhatian dengan cara gue bercandain temen-temen cewek gue didepan dia. Jujur, gue gak ada maksud sama sekali buat nyakitin dan bikin dia cemburu, gue cuma mau liat aja gimana responnya dia ketika gue asik sama temen cewek gue. Dan dari situ gue malah makin asik dan makin deket sama temen-temen cewek gue yang selama ini gue gak terlalu deket sama mereka. Gue jadi terbiasa setiap ketemu mereka dan gue juga jadi terbiasa kalo gue udah gak deket lagi sama Tia.

Sampe suatu hari, entah apa rencana Tuhan pada hari itu, tiba-tiba Tia ngehubungin gue. Iya dia ngehubungin gue, dan obrolan gue sama Tia waktu itu berasa kayak baru saling kenal. Atau mungkin cuma gue yang ngerasa gitu, karena gue masih gak percaya aja apa yang sedang terjadi, entah salah atau benar, gue menanggapi dengan sedikit cuek setiap chat yang dia kirim. Bahkan dia jadi tiba-tiba care lagi sama gue. Yaa Allah.. sesungguhnya apa yang kau rencanakan?

Gue masih gak ngerti kenapa tiba-tiba Tia ngehubungin gue lagi dan tiba-tiba dia care sama gue? Apa dia ngerasa cemburu dengan kedekatan gue sama temen-temen cewek gue? Atau mungkin, dia ngerasa kangen? Atau mungkin dia malah ngerasa kehilangan? Hmm.. Kalo kata temen-temen cewek gue sih, biasanya kalo cewek yang udah lama ga ngehubungin trus tiba-tiba ngehubungin lagi dan ngasih perhatian, itu tandanya cewek itu ngerasa kehilangan.
Tapi walaupun dia tiba-tiba ngehubungin gue, hati gue tetep gak luluh. Mungkin karena gue udah terlanjur menutup rapat-rapat hati gue buat Tia dan semua kenangan-kenangan gue sama Tia udah gue pendem jauh disalah satu sudut ruang kepala gue yang--mungkin--suatu--saat--
akan--gue--buka--kembali--dan--mengingat--itu--semua.
 
Mungkin kalian yang membaca ini berpikir kalo gue orangnya agak egois dan jahat sama Tia, tapi mau gimana lagi, gue terpaksa ngelakuin itu semua dengan harapan biar hati gue gak hancur berkeping-keping. Karena akan sulit nantinya buat gue merapihkan kembali puing-puing itu untuk seseorang yang akan mengisi hati gue lagi di masa-masa yang akan datang. Selama ini gue bertahan dengan apa yang gue rasain ke Tia, tapi gue ngerasa seperti gak dihargai dan "mungkin" gue cuma dijadiin pelampiasan buat Tia.


Gue percaya kalo jatuh cinta adalah cara untuk mencari kebahagiaan dengan orang yang dicintai, bukan cara untuk menyakiti hati sendiri. Sebab itulah gue menjauh dan bahkan cuek sama Tia. Mungkin Tuhan hanya mempertemukan gue sama Tia, bukan menyatukan. Sebelum tulisan ini gue akhiri, gue cuma mau bilang kalo gue jatuh cinta sama Tia dan jujur sampai saat ini gue masih sayang sama Tia walaupun gak sebesar dan sedalam dulu. Gue cuma berharap kalo Tia terus merasakan kebahagiaan, darimana pun sumber bahagia itu yang penting gue cuma mau dia bahagia.

 
Untukmu wanita hebat, namamu akan selalu kuucap dalam setiap doa sepertiga malamku..
Berbahagialah kamu, dengan apapun yang kamu dapatkan..
Untukmu aku berterima kasih telah mengisi sudut ruang hatiku yang hampa..
Yaa Allah.. aku berterimakasih atas anugerah cinta yang telah kau berikan kepadaku, dan aku percaya engkau punya rencana terbaik untukku.

Sabtu, 28 Maret 2015

Teruntuk Kamu, Selamat Ulang Tahun..

Teruntuk kamu..

Saat pertama kali aku memandang, ada dua hal dari wajahmu yang berhasil membuatku terpikat; dari indah matamu dan lengkungan yang tak kalah indah ketika kau tersenyum.
 
Kau berhasil membuat tatapanku terpaku akan dua hal yang kau miliki itu, dari sekian banyak wanita yang kulihat ketika aku memandang ke seluruh isi ruangan.
 
Ya, ruangan yang terisi oleh sebagian besar wanita, dan kebanyakan dari wanita itu memakai kerudung, begitupun dirimu. Tapi entah kenapa, hanya wajahmu yang terlihat indah diantara wanita-wanita lain, kau berhasil membuatku terpesona dengan indah wajahmu.
 
Tapi, aku cukup kecewa, begitu ku tahu bahwa kau telah menjadi milik seseorang. Namun begitu, aku tak pernah berhenti mengagumimu hingga akhirnya aku merasa jatuh cinta. Tak peduli seberapa sakitnya nanti jika aku jatuh cinta padamu, sebab jatuh cinta akan selalu ada resiko; patah hati. Dan aku siap menerima konsekuensi itu.
 
Teruntuk kamu..
 
Mungkin ada beberapa hal yang aku ketahui tentang dirimu, hal-hal yang disukai dan tidak disukai, aktivitasmu yang membuatku heran dan bertanya-tanya dalam hati, hingga sikapmu yang sulit ku tebak.

Ya, sepertinya kau menyukai warna ungu, ketika seringkali kulihat kau mengenakan pakaian yang serba ungu. Kau seringkali mengganti jam makanmu dengan menghabiskan cemilan, hingga kau terbiasa dengan itu; hanya menyantap nasi dan lauk-pauknya satu kali dalam sehari, dan sisanya kau kenyang dengan cemilanmu.

Kau takut dengan seekor kucing yang aku tak tahu apa sebabnya. Kau lebih memilih ingin kurus daripada memilih ingin bertambah tinggi. Kau sering pula bercermin hampir setiap saat, seolah tiada hari tanpa bercermin bagimu, dan cermin pun tak pernah absen dalam tasmu. Ia selalu ada sebab kau membutuhkannya. 

Kau tak pernah banyak bertanya, dan kaupun paling tidak suka ditanya-tanya. Kau tidak suka menambahkan daun bawang ketika kau memesan seporsi soto ayam. Kau juga tidak suka dengan Tahu, ketika aku melihatmu tak sengaja mengigitnya lalu memuntahkannya saat kau menyantap sepiring Siomay.
 
Teruntuk kamu..
 
Jika kau membaca ini dan berpikir bahwa semua ini adalah tentangmu, ya, itu benar. Ini adalah tulisan tentangmu. Tentang hal-hal yang kau suka dan tidak kau sukai. Tentang apa yang telah aku alami dari pertama kali aku melihatmu hingga detik ini.
 

Jika aku boleh mendeskripsikan tentangmu, tentu aku akan bilang bahwa kau adalah seorang wanita yang baik, tidak banyak omong, sedikit pemalu, memilih untuk berpenampilan sederhana dan simpel, dan bagiku kau adalah wanita berparas cantik dengan kerudung dan kacamatamu yang setiap hari kau kenakan. 

Ya, aku mungkin memang lebih menyukai wanita yang berpenampilan sederhana sepertimu daripada wanita yang berpenampilan serba mewah layaknya anak konglomerat. 

Teruntuk kamu..

Kini usiamu telah bertambah satu tahun. Sembilan belas tahun, adalah usia yang cukup dewasa. Kuucapkan Selamat Ulang Tahun untukmu, beserta segala doa-doa terbaik untukmu. Tidak lupa pula kuberikan sesuatu sebagai kado ulang tahunmu. Terimalah kado itu, simpan dan jaga baik-baik. Memang kado itu tidak berisi jam tangan mahal, perhiasan, ataupun barang-barang mewah lainnya, melainkan hanya lukisan. Lukisan yang terbuat dari goresan-goresan pensil yang kupesan khusus untuk hadiah ulang tahunmu. 

Semoga kau menyukainya, dan semoga kau ingat segala yang pernah kita lalui ketika kau memandang lukisan itu. Mungkin lukisan itu yang akan mewakili perasaan dan pikiranku akan tentangmu. Sebab indah wajahmu tak pernah mampu kutepis dalam pikiranku.

Sekali lagi kuucapkan, Selamat Ulang Tahun, semoga kau sehat selalu, dan kebahagiaan senantiasa memelukmu. :)

Rabu, 18 Maret 2015

Menangis

Apa itu menangis ? Kalo menurut gue pribadi, ya, menangis itu adalah sebuah ekspresi yang mengungkapan perasaan sedih yang ada di hati kita hingga keluar air mata. Gue pernah baca di salah satu situs website bahwa penyebab menangis bagi cewek dan cowok itu berbeda. Penyebab cewek menangis biasanya karena dia mencoba “meluapkan” semua perasaan sedihnya, sedangkan penyebab cowok menangis adalah karena dia mencoba “menahan” perasaan sedihnya hingga tidak kuat lagi, lalu menangis. Ya, kira-kira begitulah.

Gue yakin, kita semua pasti pernah merasa sedih sampe memaksa kita untuk menangis. Dan kita semua pasti tau hal-hal apa saja yang membuat kita merasa sedih. Mulai dari kekecewaan, kenyataan yang gak sesuai dengan harapan kita, bahkan kehilangan. Jujur gue sering merasa sedih, bahkan cuma karena hal sepele yang mungkin menurut kalian itu cuma masalah kecil. Tapi walaupun gue sering merasa sedih, bukan berarti gue selalu nangis.

Waktu kecil gue pernah nangis cuma karena gue kelamaan dijemput waktu pulang sekolah, bahkan gue sempat berpikir bahwa gue nggak bakalan dijemput dan mungkin gue disuruh pulang sendirian. Gue juga pernah nangis karena dibentak guru cuma karena gue ribut dikelas. Gue pernah juga nangis gara-gara gue melihat seorang cewek yang gue sukai—tapi gak berani gue deketin—becanda sama temen cowoknya, lebih tepatnya cemburu. Bahkan, ini mungkin yang lebih absurd, gue pernah nangis cuma karena gue baca cerita sedih, entah itu dari novel, majalah, dsb.
Gue mungkin bisa dikategorikan cowok yang melankolis. Tapi, dikalangan cowok, cowok yang melankolis itu ‘nggak banget’. Tapi ya bodo amat orang mau bilang apa, terutama buat cewek yang ga suka sama cowok yang melankolis. Gue sih simple aja, apa adanya gitu, kalo suka ya syukur kalo ngga suka ya gak apa-apa. Daripada gue harus jadi orang lain dulu biar gue dapat perhatian dari cewek. Emang sih dapet perhatian, tapi itu adalah gue sebagai orang lain, bukan sebagai diri sendiri.

Kembali lagi ke topik pembahasan, gue banyak mengalami kesedihan yang disebabkan karena, ehm, cinta. Entah kenapa, gue kalo ngedeketin cewek selalu banyak mikir. Berpikir apa yang akan terjadi kedepannya nanti, berpikir apakah nanti ‘seandainya’ gue pacaran sama dia bakal kayak gini terus, berpikir seandainya gue putus apakah masih bisa jadi teman dan masih bisa bercanda kayak sekarang?. Gue tau, itu adalah hal bodoh, tapi gue selalu gitu, selalu mikir terlalu jauh, selalu mikir hal-hal yang ‘bisa jadi’ nggak bakalan terjadi. Itu menjadi sebuah ketakutan buat diri gue sendiri. Jujur gue benci dan gak nyaman ketika pikiran itu mulai datang dan membuat gue jadi terus kepikiran. dan gue mungkin tergolong cowok yang selalu lama ketika mendekati seorang cewek. Ya, karena itu tadi, pikiran-pikiran pahit dan bodoh yang bikin gue jadi kelamaan ketika mendekati seorang cewek yang ujung-ujungnya gue nggak jadian sama cewek tersebut. Gue pengen kayak cowok-cowok lain yang dengan gampangnya bisa dapetin cewek yang dia suka, memang sih kebanyakan cuma sekedar suka dan hubungannya gak bertahan lama. Dan kata-kata “jika mudah mendapatkannya, maka mudah pula kehilangannya” ada benarnya juga.
Penyebab gue punya pikiran-pikiran bodoh ketika mendekati seorang cewek mungkin itu berkaitan dengan apa yang gue rasain. Ya, bisa jadi gue cuma sekedar suka, bisa jadi gue cuma mengagumi, atau bahkan gue cuma tertarik pada salah satu bagian yang ada pada diri cewek yang lagi gue deketin, dari senyumnya, misalnya.

Kebanyakan dari cewek-cewek yang pernah gue deketin, nggak pernah bisa sampe jadian. Hingga akhirnya bisa dibilang, ya, friendzone. Cuma dianggap teman. Tapi walaupun cuma dianggap teman dan mungkin perasaan gue gak sedalam ketika masa-masa PDKT, gue suka cemburu kalo dia dideketin sama cowok lain, entah kenapa. Seperti ada yang hilang dalam diri gue, ehm, oke ini lebay.
Dan ketika gue cuma dianggap teman, gue sih nyaman aja dan berharap si cewek yang gue deketin—tapi gak sampe jadian—itu tetep berstatus single dan gak punya pacar. Iya, gue tau kok, itu namanya ngarep maksimal. 
Tapi itulah yang namanya cinta, gak jauh-jauh dari patah hati, kecewa, sedih, bahkan mampu membuat kita menangis.

Dari pengalaman cinta gue yang seperti itu, mungkin bisa dibilang gue lebih terkesan sama mantan gebetan gue daripada mantan pacar. Yang membuat gue terkesan adalah gue nggak bisa dapetin mereka, gak bisa sampe jadian sama mereka, dan gue bisa merasakan apa yang disebut “patah hati”. Walaupun menurut gue mantan gebetan lebih berkesan daripada mantan pacar, bukan berarti mantan pacar gak ada apa-apanya. Justru yang mengubah 80% hidup gue sekarang adalah karena mantan pacar gue. Gue belajar banyak dari mantan pacar, mulai dari menghilangkan kebiasaan malas, sopan dan ramah sama setiap orang khususnya orangtua, bagaimana cara memperlakukan cewek yang baik, berbicara lembut dan belajar lebih bersabar, bahkan gue belajar jadi lebih dewasa.

Sebelum tulisan ini gue akhiri, gue cuma mau bilang, terimakasih untuk wanita-wanita hebat yang sempat mengisi ruang hati gue yang hampa, yang sempat membuat gue jatuh hati, terpesona, bahkan membuat gue jatuh cinta, walaupun kebanyakan dari kalian gak bisa gue dapetin. Gue cuma bisa berdoa dan berdoa semoga kebahagiaan terus menyelimuti kalian dan semoga kalian mendapatkan seseorang yang lebih baik dari gue dan tentunya terbaik buat kalian. Maaf kalau gue sempat menyakiti hati kalian, dan sempat membuat kalian sedih, kecewa, atau apapun itu gue minta maaf banget dan kalian nggak bakal pernah gue lupain. Dan moment-moment yang pernah gue laluin sama kalian juga nggak bakal pernah gue lupain. Terimakasih buat kalian semua, selamat berbahagia dan menempuh hidup masing-masing. Kelak kita akan bertemu kembali, jika semesta menghendaki. Sesederhana itu :)